awan mulai mendung
langit mulai memilih sisi gelapnya
angin dingin mulai menyusup bagai setan yang merasuki
aku tetap jalan lurus ke depan
aku akan membuat sebuah keputusan
sebuah keputusan yang akan mengancurkan tembok-tembok yang selama ini menghalagiku untuk mengungkapkannya,tembok yang selama ini mengekang sebuah cinta,tembok yang berdiri kokoh di atas cinta yang terkubur,cinta yang terpendam lama sekali...
langit pun mulai menjatuhkan titik-titik yang membuat tanaman,bunga di sluruh dunia subur
saat itu lah aku mengambil palu godam dan tetap memegang teguh keputusan itu akan kuhancurkan tembok berlin di hatiku
aku tetap berjalan sembari menyeret palu godamku,walaupun hujan mengguyur,walaupun tubuku penuh lumpur tak akan aku berhenti
aku pun sampai di depan tembok yang tingginya bagai tembok china, kokoh bagai tembok berlin, kuat bagai patung atlas yang menyangga bumi, tembok yang berdiri luas seluas benua asia di gabung afrika
aku termenung di depan tembok raksasa itu sembari berdoa "semoga keputusanku benar" aku mengambil ancang-ancang mengayunkan palu godam terbesar yang pernah ada dan langsung kupukulkan ke tembok itu dan seketika itu juga luluh lantahlah, hancur lebur menjadi serpihan-serpihan debu kecil rata dengan tanah tembok penghalang itu
lalu aku berjalan ke tengah reruntuhan, dengan sebuah sekop aku gali tanah di tengah-tengah reruntuhan tembok jahat penghalang
aku ambil sebuah benda yang sudah lama terpendam yang sudah lama terkubur
aku genggam benda itu erat-erat, aku acungkan cinta yang suda lama tersimpan,lalu aku berteriak......
langit mulai memilih sisi gelapnya
angin dingin mulai menyusup bagai setan yang merasuki
aku tetap jalan lurus ke depan
aku akan membuat sebuah keputusan
sebuah keputusan yang akan mengancurkan tembok-tembok yang selama ini menghalagiku untuk mengungkapkannya,tembok yang selama ini mengekang sebuah cinta,tembok yang berdiri kokoh di atas cinta yang terkubur,cinta yang terpendam lama sekali...
langit pun mulai menjatuhkan titik-titik yang membuat tanaman,bunga di sluruh dunia subur
saat itu lah aku mengambil palu godam dan tetap memegang teguh keputusan itu akan kuhancurkan tembok berlin di hatiku
aku tetap berjalan sembari menyeret palu godamku,walaupun hujan mengguyur,walaupun tubuku penuh lumpur tak akan aku berhenti
aku pun sampai di depan tembok yang tingginya bagai tembok china, kokoh bagai tembok berlin, kuat bagai patung atlas yang menyangga bumi, tembok yang berdiri luas seluas benua asia di gabung afrika
aku termenung di depan tembok raksasa itu sembari berdoa "semoga keputusanku benar" aku mengambil ancang-ancang mengayunkan palu godam terbesar yang pernah ada dan langsung kupukulkan ke tembok itu dan seketika itu juga luluh lantahlah, hancur lebur menjadi serpihan-serpihan debu kecil rata dengan tanah tembok penghalang itu
lalu aku berjalan ke tengah reruntuhan, dengan sebuah sekop aku gali tanah di tengah-tengah reruntuhan tembok jahat penghalang
aku ambil sebuah benda yang sudah lama terpendam yang sudah lama terkubur
aku genggam benda itu erat-erat, aku acungkan cinta yang suda lama tersimpan,lalu aku berteriak......
2 komentar:
keep moving forward never give up !
you go, mbul :)
wow, great. nice post, mat!
salut deh..ckckck..never give up yy?
hemm.wish u luck nd, may GOD give u the best aj deh :)
Posting Komentar